
Kopi Penco Nampoly merupakan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Madini Madania (MD2) Desa Waesala Kecamatan Huamual Belakang Kabupaten Seram Bagian Barat. Mengandalkan peralatan dan kemasan seadanya, Kopi Penco diolah dengan metode tradisional. Tujuannya untuk menjaga cita rasa keaslian kopi itu sendiri. Demikian dikatakan Dewiyanti Tomia, Koordinator UMKM MD2 Desa Waesala saat dihubungi via telepon seluler pada Minggu, 20 Juli 2025
Menurut Tomia, nama Kopi Penco Nampoly diambil dari kata Penco yaitu kemasan yang digunakan pada tahun 1980-an terbuat dari kertas menyerupai kerucut. Nampoly sendiri adalah salah seorang pedagang legendaris Desa Waesala yang setia menjual Kopi Penco. Meski memiliki toko sembako, namun Nampoly memproduksi Kopi sendiri mulai dari panen biji kopi, produksi hingga pemasaran pada tahun 1970-an.
“Kopi Penco diproduksi kembali bertujuan mempertahankan ciri khas sumber daya alam. Sebelumnya tanaman kopi sangat berlimpah di Desa Waesala namun harga biji kopi tidak menjanjikan maka masyarakat tidak merawat kebun tanaman mereka. Selain itu juga faktor lain dengan kedatangan jenis kopi pabrik yang beredar di kios dan toko Desa Waesala”. Ungkap Tomia
Tomia juga menjelaskan Kopi Penco memiliki beragam varian rasa, kopi kayu manis, kopi pala, kopi jahe, kopi kanari dan rasa original. Semua varian dipatok dengan harga relatif murah tanpa menguras isi dompet yaitu dikisaran Rp. 10.000-12.000 per kemasan. Harga yang sangat ramah dikantong dengan cita rasa yang khas.
“Cara memesan kopi ini sangat mudah. Kunjungi akun media sosial Facebook Dhewi Banaget dan Instagram ketel.dewi”. Pungkasnya